RSS

Ideologi Fasisme dan Perkembangannya

credit: www.amazine.co



1.      Konsep Dasar Fasisme
Meskipun fasisme dianggap telah pertama kali muncul di Perancis pada tahun 1880-an, pengaruhnya telah dipertimbangkan kembali sejauh Julius Caesar. Thomas Hobbes, Niccolò Machiavelli, dan Hegel juga telah dianggap sebagai berpengaruh, serta ide-ide kontemporer seperti sindikalisme dari Georges Sorel, yang futurisme dari Filippo Tommaso Marinetti, nasionalis dan filsafat otoriter Oswald Spengler dan konservatisme dan sosial Enrico Corradini.
Fasisme adalah gerakan radikal ideologi nasionalis otoriter politik. Fasis berusaha untuk mengatur bangsa menurut perspektif korporatis, nilai, dan sistem, termasuk sistem politik dan ekonomi. Mereka menganjurkan pembentukan partai tunggal negara totaliter yang berusaha mobilisasi massa suatu bangsa dan terciptanya "manusia baru" yang ideal untuk membentuk suatu elit pemerintahan melalui indoktrinasi, pendidikan fisik, dan termasuk eugenika kebijakan keluarga. Fasis percaya bahwa bangsa memerlukan kepemimpinan yang kuat, identitas kolektif tunggal, dan kemampuan untuk melakukan kekerasan dan berperang untuk menjaga bangsa yang kuat. pemerintah Fasis melarang dan menekan oposisi terhadap negara.

Ideologi Nasionalisme dan Perkembangannya

credit: www.eramuslim.com



1.      Konsep Dasar Nasionalisme
Nasionalisme berasal dari kata nation (Inggris) dan natie (Belanda), yang berarti bangsa. Bangsa adalah sekelompok masyarakat yang mendiami wilayah tertentu dan memiliki hasrat serta kemampuan untuk bersatu, karena adanya persamaan nasib, cita-cita, dan tujuan.
Secara etimologi: Nasionalisme berasal dari kata “nasional” dan “isme” yaitu paham kebangsaan yang mengandung makna kesadaran dan semangat cinta tanah air; memiliki kebanggaan sebagai bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa; memiliki rasa solidaritas terhadap musibah dan kekurangberuntungan saudara setanah air, sebangsa dan senegara; persatuan dan kesatuan.

Ideologi Kapitalisme dan Perkembangannya

credit: san-15.blogspot.com



1.      Konsep Dasar Kapitalisme
Kapitalisme merupakan sistem perekonomian yang menekankan peran Capital (modal), yakni kekayaan dalam segala jenisnya, termasuk barang-barang yang digunakan dalam produksi barang lainnya. Beberapa ahli mendefinisikan kapitalisme sepertihalnya Ebenstein, menyebut kapitalisme sebagai sistem sosial yang menyeluruh, lebih dari sekedar sistem perekonomian. Ia mengaitkan perkembangan kapitalisme sebagai bagian dari gerakan individualisme. Sedangkan Hayek, memandang kapitalisme sebagai perwujudan liberalisme dalam ekonomi. Menurut Ayn Rand, kapitalisme adalah “a social system based on the recognition of individual rights, including property rights, in which all property is privately owned”. (Suatu sistem sosial yang berbasiskan pada pengakuan atas hak-hak individu, termasuk hak milik di mana semua pemilikan adalah milik privat).

Imperialisme dan Perkembangannya

credit: dotomoshare.blogspot.com



1.      Konsep Dasar Imperialisme
Imperialisme ialah politik untuk menguasai (dengan paksaan) seluruh dunia untuk kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya. "Menguasai" disini tidak perlu berarti merebut dengan kekuatan senjata, tetapi dapat dijalankan dengan kekuatan ekonomi, kultur, agama dan ideologi, asal saja dengan paksaan. Imperium disini tidak perlu berarti suatu gabungan dari jajahan-jajahan, tetapi dapat berupa daerah-daerah pengaruh, asal saja untuk kepentingan diri sendiri. Imperialisme ialah politik yang dijalankan mengenai seluruh imperium.

Ideologi Liberalisme dan Perkembangannya





1.      Konsep Dasar Liberalisme
Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama.Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama didasarkan pada kebebasan mayoritas.

Penerapan Metode Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran Sejarah

credit: tccl.rit.albany.edu
1.     Definisi Metode Problem Based Learning
Problem-Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuan (Duch, 1995).  Finkle dan Torp (1995) menyatakan bahwa PBM merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara simultan strategi pemecahan masalah dan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik.  Dua definisi di atas mengandung arti bahwa PBL atau PBM merupakan setiap suasana pembelajaran yang diarahkan oleh suatu permasalahan sehari-hari.

Penerapan Metode Discovery Learning dalam Pembelajaran Sejarah

Credit: www.thefitmap.co.uk



1.     Definisi Metode Discovery Learning
Model Discovery Learning adalah didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Sebagaimana pendapat Bruner, bahwa: “Discovery Learning can be defined as the learning that takes place when the student is not presented with subject matter in the final form, but rather is required to organize it him self” (Lefancois dalam Emetembun, 1986:103). Ide dasar Bruner ialah pendapat dari Piaget yang menyatakan bahwa anak harus berperan aktif dalam belajar di kelas.
Model Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005:43). Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilatig conceps and principles in the mind (Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219).

Penerapan Metode Pembelajaran Diskusi dalam Pembelajaran Sejarah


credit: www.107fm.pasuruankab.go.id


1.    Definisi Metode Diskusi
Secara definisi diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih atau kelompok. Biasanya komunikasi antara mereka atau kelompok tersebut berupa salah satu ilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar. Diskusi bisa berupa apa saja yang awalnya disebut topik. Dari topik inilah diskusi berkembang dan diperbincangkan yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan ( Killen, 1998 )
Metode diskusi adalah cara penyampaian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah.
Metode diskusi mendorong siswa untuk berdialog dan bertukar pendapat, dengan tujuan agar siswa dapat terdorong untuk berpartisipasi secara optimal, tanpa ada aturan-aturan yang terlalu keras, namun tetap harus mengikuti etika yang disepakati bersama. Metode diskusi adalah cara memecahkan masalah yang dipelajari melalui urun pendapat dalam diskusi kelompok.
Metode diskusi merupakan salah satu solusi dalam memecahkan persoalan-persoalan kompleks yang sering kita jumpai dalam kehidupan bermasyarakat karenanya diskusi merupakan jalan yang banyak memberi kemungkinan pemecahan terbaik dan dilakukan atas dasar kerjasama kelompok secara musyawarah dan demokratis.
Dalam pembelajaran dengan metode diskusi ini makin lebih memberi peluang pada siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran walaupun guru masih menjadi kendali utama.
Diskusi dapat dilaksanakan dalam dua bentuk yaitu: diskusi kelompok kecil (small group discussion) dengan kegiatan kelompok kecil dan diskusi kelas, yang melibatkan semua siswa di dalam kelas, baik dipimpin langsung oleh gurunya atau dilaksanakan oleh seorang atau beberapa pemimpin diskusi yang dipilih langsung oleh siswa dengan tujuan untuk memberikan motivasi kepada siswa agar dapat berkomunikasi secara lisan, memberikan kesempatan kepada peserta dididk untuk menggunakan pengetahuan dan informasi yang telah dimiliki dan mengembangkan sikap saling hormat menghormati dan tenggang rasa terhadap keragaman pendapat orang lain, dalam rangka mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa.
2.    Alasan Pemilihan Metode Diskusi dalam Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran sejarah pada umumnya adalah  pembelajaran yang membosankan bagi peserta didik sekarang ini, karena yang terjadi dilapangan pembelajaran sejarah hanya dilakukan dengan metode ceramah, dimana peserta didik hanya berpacu pada penjelasan dari guru dan peserta didik tidak dapat mengembangkan kemampuan dan pengetahuannya.
Kurikulum 2013 dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme yaitu pendekatan dimana peserta didik sendiri yang membangun pengetahuannya dan guru hanya sebagai pendorong peserta didik dalam membangun pengetahuannya. Sesuai dengan pendekatan kontruktivisme tersebut, metode diskusi menjadi metode pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran sejarah sekarang ini, karena dengan berdiskusi dengan kelompoknya, peserta didik dapat membangun pengetahuannya sendiri dimana dalam pembelajaran sendiri sudah bukan lagi guru yang memberikan pengetahuannya, namun peserta didik lah yang berusaha membangun pengetahuan tersebut.

3.    Langkah-langkah Pembelajaran
a. Langkah Persiapan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi di antaranya:
·         Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun tujuan khusus.
·         Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
·         Menetapkan masalah yang akan dibahas.
·         Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya, petugas-petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus, manakala diperlukan.
b. Pelaksanaan Diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah:
·         Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi kelancaran diskusi
·         Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan - aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan
·         Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memerhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling menyudutkan, dan lain sebagainya
·         Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya
·         Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus
c. Menutup Diskusi
Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah dilakuan hal-hal sebagai berikut:
·         Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi
·         Mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.
4.    Keuntungan
1.      Suasana kelas hidup, sebab para siswa mengarahkan pemikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan. Partisipasi siswa menjadi lebih baik.
2.      Siswa dapat belajar menghargai pendapat orang lain.
3.      Dapat menaikkan prestasi kepribadian individual seperti toleransi, sikap demokratis, sikap kritis, berpikir sistematis dan sebagainya.
4.      Berguna untuk kehidupan sehari-hari terutama dalam alam demokrasi
5.      Siswa dapat belajar bermusyawarah.
6.      Topik yang disampaikan tidak menjadi fokus perhatian mereka. Yang menjadi fokusnya justru bagaimana mereka mengemukakan pendapatnya dengan logika, data, dan gagasannya.
7.      Dengan diskusi, mereka dipaksa untuk mengemukakan gagasannya. Keterpaksaan untuk mengemukakan pendapat itu justru mendorong mereka tanpa takut salah dalam mendalami pembahasan topik tersebut.
8.      Semua keterampilan baik itu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dipelajari sekaligus.
9.      Bagi mereka yang telah memiliki pengetahuan lebih mengenai topik dengan mudah dapat memanfaatkan diskusi sebagai wadah atas gagasan-gagasan mereka untuk disampaikan dengan lebih interaktif, karena dalam diskusi terjadi transfer of learning yang diperoleh dari tukar pendapat peserta diskusi.
10.  Merupakan latihan untuk memenuhi peraturan dan tata tertib yang berlaku dalam musyawarah.

5.    Kelemahan
Kelemahan Metode Diskusi adalah :
1.       Diskusi pada umumnya dikuasai oleh siswa  yang gemar berbicara
2.       Bagi siswa yang tidak ikut aktif ada kecenderungan untuk melepaskan diri dari tanggung jawab.
3.       Pendapat serta pertanyaan siswa dapat menyimpang dari poko persoalan.
4.       Membutuhkan waktu cukup banyak.
5.       Sulit digunakan di tingkat rendah pada sekolah dasar.
6.       Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara.
7.       Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
8.       Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
9.       Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.


Daftar Pustaka

Admin. 2011. Metode Pembelajaran Diskusi. Tersedia di: http://www.ziazone.wordpress.com/2011/10/05/metode-pembelajaran-diskusi/ (diakses pada 4 November 2014)
Sutriani. 2012. Metode Diskusi dalam Pembelajaran. Tersedia di: http://sutrianikey.wordpress.com/2012/06/22/metode-diskusi-dalam-pembelajaran/ (diakses pada 4 November 2014)

Berkaca pada Sejarah Dunia dari sebuah Film



credit pic: www.onboardmovies.com


Berkaca pada sejarah di dunia

Rezim Orde Baru dan Rezim Trujillo di Dominika

Di hari minggu senja kali ini, setelah terbangun akibat hujan lebat dan petir, saya memutuskan untuk menyalakan pc dan berencana untuk menonton sebuah film, ada salah satu film yang dibuat pada tahun 2001 yang belum sempat saya tonton setelah hampir saja ada keinginan untuk menghapusnya dari pc. Film ini berjudul In The Time of Butterflies adalah sebuah film kisah nyata dari sebuah sejarah seorang pahlawan perempuan yang berjuang pada masa pemerintahan ditaktor di Republik Dominika. Dan merupakan sebuah film yang diangkat dari novel best seller karya Julia Alvarez.

Jenis-jenis Media Pembelajaran

credit: teknologipendidikan.wordpress.com



1. Media Audio

        Media audio berfungsi untuk menyalurkan pesan audio dari sumber pesan ke penerima pesan. Media audio berkaitan erat dengan indra pendengaran.contoh media yang dapat dikelompokkan dalam media audio diantarany: radio, tape recorder, telepon, laboratorium bahasa, dll.