RSS

Berkaca pada Sejarah Dunia dari sebuah Film



credit pic: www.onboardmovies.com


Berkaca pada sejarah di dunia

Rezim Orde Baru dan Rezim Trujillo di Dominika

Di hari minggu senja kali ini, setelah terbangun akibat hujan lebat dan petir, saya memutuskan untuk menyalakan pc dan berencana untuk menonton sebuah film, ada salah satu film yang dibuat pada tahun 2001 yang belum sempat saya tonton setelah hampir saja ada keinginan untuk menghapusnya dari pc. Film ini berjudul In The Time of Butterflies adalah sebuah film kisah nyata dari sebuah sejarah seorang pahlawan perempuan yang berjuang pada masa pemerintahan ditaktor di Republik Dominika. Dan merupakan sebuah film yang diangkat dari novel best seller karya Julia Alvarez.

Baru menikmati lima menit sejak film dimulai, saya langsung terpikir bahwa “mirip Rezim Orde Baru”. Diceritakan di film ini, Minerva Mirabal, seorang perempuan yang bercita-cita menjadi seorang pengacara, dari cita-citanya itu dia berkeinginan untuk belajar hukum, dimana pada masa itu seorang wanita tidak diijinkan untuk belajar hukum di sekolah. Dari keteguhannya untuk tetap ingin bersekolah hukum ini, Minerva mengenal kebobrokan pemerintahan negaranya sendiri, dimana seorang Presiden yang harusnya menjadi pemimpin untuk seluruh kaum dinegaranya, nyatanya hanya seseorang dengan tangan besi yang dengan kejam membunuh rakyatnya sendiri yang memberontak pada kepemimpinan Presiden Trujillo.

Tindakan-tindakan yang kejam dari Trujillo inilah yang membuat saya kembali mengingat pada rezim yang juga pernah terjadi di Indonesia. Tentu masih sangat kita ingat, terjadinya pemberontakan 30 September 1965 yang pada akhirnya mengungkung kita pada adanya penjara keditaktoran militer. Walaupun tidak pernah mengalami kengeriannya secara langsung, dari cerita yang saya dengar dari mulut orang-orang yang merasakan rezim itu membuat saya ikut merasakan ketakutan yang terjadi pada tahun itu. Dari banyak buku yang mengulas peristiwa itupun, saya juga banyak membaca betapa kejam dan brutalnya militer saat itu menyiksa bahkan membunuh orang-orang yang belum tentu bersalah dimata hukum.

Kembali pada film ini, kisah perjuangan Minerva terus berlanjut dan bersama-sama dengan sang suami, Minolo Taraves, ia mengumpulkan orang-orang yang memiliki tujuan yang sama dengan mereka, melepaskan diri dari penjara rezim Trujillo. Tetapi dengan kekuatan militer yang kuat, Trujillo berhasil mengentikan segala perlawanan yang dilakukan Minerva dan kelompoknya. Minerva, sang suami, bahkan sang adik kandung, Maria Teresa (Mate) Mirabal juga ikut ditangkap dan di jebloskan ke dalam penjara. Waktu yang panjang yang dihabiskannya di penjara sempat membuat harapan Minerva hilang, hingga suara-suara dukungan untuknya yang disini berjulukan “Butterfly” membuatnya kembali bangkit.

Di akhir cerita setelah kunjungan Trujillo di kediaman keluarganya di Ojo de Agua, Minerva yang sudah dibebaskan dari penjara diperbolehkan menjenguk sang suami yang dipenjarakan secara terpisah dengannya. Setelah mengunjungi suami-suami mereka, Mirabal Bersaudara (Miberva, Patria, dan Mate) dalam perjalanan dihadang oleh sekelompok orang militer dan dibunuh. Dan enam bulan setelahnya Trujillo jatuh dari kekuasaannya di Republik Dominika. Di akhir cerita itu, tidak dijelaskan lagi bagaimana nasib suami dari Mirabal Bersaudara, hidup ataukah juga ikut dibunuh.

Pemaparan yang panjang yang saya jelaskan diatas, tentunya sudah memberikan bayangan bahwa, Rezim Orde baru dan yang juga pernah terjadi di Republik Dominika pada masa kekuasaan Trujillo memilik banyak kesamaan, bahwa sebuah keditaktoran pemimpin membawa banyak penderitaan untuk rakyatnya.

Zaman telah berlalu dan masa itu sudah terlewat, yang dapat menjadi bahan pembelajaran kita saat ini adalah jangan sampai zaman itu terulang kembali dan membawa ketakutan-ketakutan untuk generasi penerus kita.

0 komentar:

Posting Komentar