credit: dotomoshare.blogspot.com |
1. Konsep
Dasar Imperialisme
Imperialisme ialah politik untuk menguasai (dengan
paksaan) seluruh dunia untuk kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya.
"Menguasai" disini tidak perlu berarti merebut dengan kekuatan
senjata, tetapi dapat dijalankan dengan kekuatan ekonomi,
kultur,
agama
dan ideologi,
asal saja dengan paksaan. Imperium disini tidak perlu berarti suatu
gabungan dari jajahan-jajahan, tetapi dapat berupa daerah-daerah pengaruh, asal
saja untuk kepentingan diri sendiri. Imperialisme ialah politik yang dijalankan
mengenai seluruh imperium.
Kata imperialisme
berasal dari kata Latin "imperare" yang artinya
"memerintah". Hak untuk memerintah (imperare) disebut "imperium".
Orang yang diberi hak itu (diberi imperium) disebut "imperator".
Yang lazimnya diberi imperium itu ialah raja, dan karena itu lambat-laun
raja disebut imperator dan kerajaannya (ialah daerah dimana imperiumnya
berlaku) disebut imperium. Pada zaman dahulu kebesaran seorang raja
diukur menurut luas daerahnya, maka raja suatu negara ingin selalu memperluas
kerajaannya dengan merebut negara-negara lain. Tindakan raja inilah yang
disebut imperialisme oleh orang-orang sekarang, dan kemudian ditambah dengan
pengertian-pengertian lain hingga perkataan imperialisme mendapat arti-kata
yang kita kenal sekarang ini. hingga kata imperealisme ini bisa digunakan untuk
dan menetap dimana saja.
Kautsky berpendapat bahwa imperialisme
adalah sebuah produk dari kapitalisme industrial yang sangat maju. Imperialisme
adalah hasrat dari setiap negeri kapitalis industrial untuk mengendalikan atau
menjajah semua daerah-daerah agraria luas, tidak peduli
negara mana yang mendudukinya.
2. Perkembangan
Imperialisme
Kata Imperialisme
pertama kali muncul Inggris
pada akhir abad XIX. Disraeli, perdana menteri Inggris,
ketika itu menjelmakan politik
yang ditujukan pada perluasan kerajaan
Inggris
hingga suatu "impire" yang meliputi seluruh dunia. Politik
Disraeli ini mendapat oposisi yang kuat. Golongan oposisi takut kalau-kalau
politik Disraeli itu akan menimbulkan krisis-krisis internasional. Karena itu
mereka menghendaki pemusatan perhatian pemerintah pada pembangunan dalam negeri
dari pada berkecipuhan dalam sola-soal luar negeri. Golongan oposisi ini disebut
golongan " !" dan golongan Disraeli (Joseph Chamberlain,
Cecil
Rhodes) disebut golongan "Empire" atau
golongan "Imperialisme". Timbulnya perkataan imperialis atau
imperialisme, mula-mula hanya untuk membeda-bedakan golangan Disraeli dari
golongan oposisinya, kemudian mendapat isi lain hingga mengandung arti seperti
yang kita kenal sekarang.
Lazimnya
imperialisme dibagi menjadi dua:
1.
Imperialisme
Kuno (Ancient Imperialism). Inti dari imperialisme kuno adalah semboyan gold,
gospel, and glory (kekayaan, penyebaran agama dan kejayaan). Suatu negara
merebut negara lain untuk menyebarkan agama, mendapatkan kekayaan dan menambah
kejayaannya. Imperialisme ini berlangsung sebelum revolusi industri dan
dipelopori oleh Spanyol dan Portugal.
2.
Imperialisme
Modern (Modern Imperialism). Inti dari imperialisme modern ialah
kemajuan ekonomi. Imperialisme modern timbul sesudah revolusi industri. Industri besar-besaran (akibat revolusi industri)
membutuhkan bahan mentah yang banyak dan pasar yang luas. Mereka mencari
jajahan untuk dijadikan sumber bahan mentah dan pasar bagi hasil-hasil
industri, kemudian juga sebgai tempat penanaman modal bagi kapital
surplus.
Pembagian imperialisme dalam
imperialisme kuno dan imperialisme modern ini didasakan pada soal untuk apa si
imperialis merebut orang lain. Jika
mendasarkan pendangan kita pada sektor apa yang ingin direbut si imperialis,
maka kita akan mendapatkan pembagian macam imperialisme yang lain, yaitu:
1.
Imperialisme
politik. Si imperialis hendak mengusai segala-galnya dari suatu negara lain.
Negara yang direbutnya itu merupakan jajahan dalam arti yang sesungguhnya.
Bentuk imperialisme politik ini tidak umum ditemui pada zaman modern karena
pada zaman modern paham nasionalisme sudah berkembang. Imperialisme politik ini
biasanya bersembunyi dalam bentuk protectorate dan mandate.
2.
Imperialisme
Ekonomi. Si imperialis hendak menguasai hanya ekonominya saja dari suatu negara
lain. Jika sesuatu negara tidak mungkin dapat dikuasai dengan jalan
imperialisme politik, maka negara itu masih dapat dikuasai juga jika ekonomi negara
itu dapat dikuasai si imperialis. Imperialisme ekonomi inilah yang sekarang
sangat disukai oleh negara-negara imperialis untuk menggantikan imperialisme
politik.
3.
Imperialisme
Kebudayaan. Si imperialis hendak menguasai jiwa (de geest, the
mind) dari suatu negara lain. Dalam kebudayaan terletak jiwa dari suatu
bangsa. Jika kebudayaannya dapat diubah, berubahlah jiwa dari bangsa itu. Si
imperialis hendak melenyapkan kebudayaan dari suatu bangsa dan menggantikannya
dengan kebudayaan si imperialis, hingga jiwa bangsa jajahan itu menjadi sama
atau menjadi satu dengan jiwa si penjajah. Menguasai jiwa suatu bangsa berarti
mengusai segala-galanya dari bangsa itu. Imperialisme kebudayaan ini adalah
imperialisme yang sangat berbahaya, karena masuknya gampang, tidak terasa oleh
yang akan dijajah dan jika berhasil sukar sekali bangsa yang dijajah dapat
membebaskan diri kembali, bahkan mungkin tidak sanggup lagi membebaskan diri.
4.
Imperialisme
Militer (Military Imperialism). Si imperialis hendak
menguasai kedudukan militer dari suatu negara. Ini dijalankan untuk menjamin
keselamatan si imperialis untuk kepentingan agresif atau ekonomi. Tidak perlu
seluruh negara diduduki sebagai jajahan, cukup jika tempat-tempat yang
strategis dari suatu negara berarti menguasai pula seluruh negara dengan
ancaman militer.
3. Perkembangan
Imperialisme di Indonesia
Dengan jatuhnya kota
Konstantinopel ke tangan Turki Usmani pada tahun 1453,maka berakhirlah
kekuasaan Kerajaan Romawi Timur. Hal ini mengakibatkan tertutupnya perdagangan
di Laut Tengah bagi orang –orang bangsa Eropa. Bangsa Turki
menjalankan politik yang mempersulit pedagang Eropa beroprasi di daerah
kekuasaannya. Keadaan seperti ini menyebabkan perdagangan antara dunia
Timur dengan Eropa mengalami kemunduran., sehingga barang-barang yang
dibutuhkan orang-orang Eropa berkurang di pasaran, terutama rempah-rempah.
Akhir abad ke-15 dan permulaan abad
ke-16, bangsa Eropa terdorong melakukan penjelajahan samudra, salah satu
wilayah yang dituju adalah Indonesia. Penjelajahan bangsa Eropa berhasil meluas
yang menyebabkan jalur perdagangan Asia kacau dan menggantikan peran
pedagang muslim. Faktor-faktor yang mendorong
orang-orang Eropa :
a)
Jatuhnya kota
konstatinopel tahun 1453
b)
Kisah
perjalanan Marco Polo ke dunia Timur yaitu kembalinya perjalanan Marco polo
dari negeri Cina melalui pelayaran.
c)
Penemuan
Copernicus yang didukung oleh Galileo yang menatakan bahawa bumi berbentuk
bulat
d)
Penemuan kompas
(penunjuk arah mata angin)
e)
Semangat
Reconquesta, yaitu semangat pembalasan terhadap kekuasaan Islam.
Perkembangan
imperialisme di Indonesia semakin meluas dengan adanya kedatangan bangsa Barat
di Indonesia. Dimulai dengan kedatangannya Portugis, Spanyol, Belanda, dan
Inggris. Imperialisme di Indonesia oleh bangsa Barat membawa dampak yang
merugikan dan menyengsarakan bagi rakyat Indonesia.
4. Sebab
dan Akibat Imperialisme
Imperialisme yang
berkembang disebabkan oleh beberapa faktor pendorongnya, dan pada akhirnya akan
membawa akibat yang berdampak negatif bagi yang dirugikan dan positif bagi yang
diuntungkan. Berikut sebab-sebab terjadinya imperialisme:
1.
Keinginan
untuk menjadi jaya, menjadi bangsa yang terbesar di seluruh dunia (ambition,
eerzucht). Tiap bangsa ingin menjadi jaya. Jika suatu bangsa tidak dapat
mengendalikan keinginan ini, mudah bangsa itu menjadi bangsa imperialis. Karena
itu dapat dikatakan, bahwa tiap bangsa itu mengandung benih imperialisme.
2.
Perasaan
sesuatu bangsa, bahwa bangsa itu adalah bangsa istimewa di dunia ini (racial
superiority). Tiap bangsa mempunyai harga diri. Jika harga diri ini
menebal, mudah menjadi kecongkakan untuk kemudian menimbulakan anggapan, bahwa
merekalah bangsa teristimewa di dunia ini, dan berhak menguasai, atau mengatur
atau memimpin bangsa-bangsa lainnya.
3.
Hasrat
untuk menyebarkan agama atau ideologi dapat menimbulkan imperialisme. Tujuannya
bukan imperialisme, tetapi agama atau ideologi. Imperialisme di sini dapat
timbul sebagai "bij-product" saja. Tetapi jika penyebaran
agama itu didukung oleh pemerintah negara, maka sering tujuan pertama terdesak
dan merosot menjadi alasan untuk membenarkan tindakan imperialisme.
4.
Letak
suatu negara yang diangap geografis tidak menguntungkan. Perbatasan suatu
negara mempunyai arti yang sangat penting bagi politik negara.
5.
Sebab-sebab
ekonomi. Sebab-sebab ekonomi inilah yang merupakan sebab yang terpenting dari
timbulnya imperialisme, teistimewa imperialisme modern.
1.
Keinginan
untuk mendapatkan kekayaan dari suatu negara
2.
Ingin
ikut dalam perdagangan dunia
3.
Ingin
menguasai perdagangan
4.
Keinginan
untuk menjamin suburnya industry
Dari
sebab-sebab diatas, imperialisme akan mengakibatkan:
1.
Akibat
politik
1.
Terciptanya
tanah-tanah jajahan
2. Politik pemerasan
3. Berkorbarnya perang kolonial
4. Timbulnya politik dunia (wereldpolitiek)
2. Akibat Ekonomis
1.
Negara
imperialis merupakan pusat kekayaan, negara jajahan lembah kemiskinan
2.
Industri
si imperialis menjadi besar, perniagaan bangsa jajahan lenyap
3.
Perdagangan
dunia meluas
4.
Adanya
lalu-lintas dunia (wereldverkeer)
5.
Kapital
surplus dan penanamna modal di tanah jajahan
1.
Si
imperialis hidup mewah sementara yang dijajah serba kekurangan
2.
Si
imperialis maju, yang dijajah mundur
3.
Rasa
harga diri lebih pada bangsa penjajah, rasa harga diri kurang pada bangsa yang
dijajah
4.
Segala
hak ada pada si imperialis, orang yang dijajah tidak memiliki hak apa-apa
5.
Munculnya
gerakan Eropa-isasi.
5. Pendapat
Mengenai Imperialisme
Pendapat saya
mengenai imperialisme adalah saya menolak akan adanya praktek imperialisme yang
terjadi. Bila menilik dari sejarahnya, imperialisme sudah berkembang sejak abad
ke 15 di Indonesia saat kedatangan bangsa Barat. Imperialisme membawa dampak
yang merugikan bagi rakyat Indonesia saat itu, karena pada dasarnya konsep
imperialisme adalah politik
untuk menguasai (dengan paksaan) seluruh dunia untuk kepentingan diri sendiri. Tentu saja bila imperialisme dibiarkan akan membuat hak
untuk merdeka setiap bangsa di dunia hilang, karena setiap orang akan dikuasai
oleh orang lainnya.
Perkembangan
imperialisme pada zaman sekarang sering disebut sebagai imperialisme modern
yang artinya usaha untuk menguasai seluruh dunia untuk kepentingan dirinya
sendiri dalam bidang perekonomian khususnya, karena mereka lebih mengincar pada
sektor ekonomi perdagangan untuk keuntungannya sendiri. Tentu saja bila
dibiarkan, yang akan terjadi selanjutnya adalah seorang yang kaya akan semakin
kaya sedangkan yang miskin akan semakin miskin.
Daftar
Pustaka:
Harvey, David.
Imperialisme Baru [Genealogi dan Logika Kapitalisme
Kontemporer].
Jakarta: Resistbook.
Ted
Sprague. 2011. Imperialisme sebagai sebuah tahapan
khusus dari kapitalisme
V.I. Lenin (1916). Tersedia di: https://www.marxists.org/indonesia/archive/lenin/1916/1916-tahapankhusus.htm (diakses pada tanggal 27 Oktober 2014)
0 komentar:
Posting Komentar